,

Meneladani Jasa Tokoh Pendiri UII Melalui Kegiatan Ziarah

Meneladani Jasa Tokoh Pendiri UII Melalui Kegiatan Ziarah

Universitas Islam Indonesia (UII) menggelar acara ziarah ke makam tokoh dan pendiri UII. Agenda ziarah tersebut diikuti pimpinan, dan panitia universitas beserta peserta Sekolah Kepemimpinan Tenaga Kependidikan UII, pada Kamis (22/06). Kegiatan ini digelar sebagai rangkaian acara dari Milad ke-80 UII dan bertujuan menumbuhkan rasa menghargai kepada para tokoh-tokoh pemimpin dahulu yang membesarkan UII hingga seperti sekarang.

Rombongan sivitas mengunjungi lima makam di antaranya Taman Makam UGM Sawitsari, Taman Makam Pahlawan Kusumanegara, Makam Bahoewinangun, Makam Boharen (Kotagede), dan Makam Raja-Raja Imogiri.

Ir. Wiryono Raharjo, M.Arc., Ph.D. selaku Wakil Rektor Bidang Kemitraan dan Kewirausahaan menyampaikan sambutan di awal acara. Dia berharap bahwa ziarah yang dilakukan ini memberikan keberkahan dan pengingat bagi semua bagaimana pemimpin UII membesarkan UII seperti sekarang.

“Kita mengingat bagaimana pemimpin di masa lalu meletakkan jalan sehingga UII bisa menjadi salah satu universitas yang diakui banyak pihak. Kita belajar apa yang telah dilakukan oleh pendahulu salah satunya H. Ace Partadireja yang berkontribusi substansial dalam membentuk Internasionalisasi UII,” jelas Wiryono.

Kemudian kegiatan ziarah berlangsung di Makam Sawit Sari yang berada di Jalan Ringroad Utara, Condongcatur, Depok, Sleman, peserta berziarah ke makam Prof. Dr. R. H. Ace Partadiredja, yang merupakan mantan Rektor UII (1983-1989), menggantikan H. GPBH Prabuningrat yang wafat dalam masa jabatan. Tidak hanya itu juga terdapat makam Prof. Dr. H. Zanzawi Soejoeti, M.Sc. yang merupakan Rektor UII (1990-1993) dan juga Ir. R.H.A Sahirul Alim, M.Sc. yang mana merupakan Pembantu Rektor IV (1983-1985).

Sebelum menjabat, Prof. Dr. R. H. Ace Partadiredja juga merupakan tenaga pengajar Fakultas Ekonomi UlI. Hingga saat ini, nama beliau diabadikan sebagai nama gedung Fakultas Ekonomi Ull. Ir. R.H.A Sahirul Alim, M.Sc. yang merupakan pembantu rektor IV pada masa jabatan H. GBPH Prabuningrat.

Selanjutnya, rombongan menuju Taman Makam Pahlawan Kusumanegara yang menjadi peristirahatan Prof. Dr. Sardjito, Rektor ke-3 Ull menggantikan Prof. RHA. Kasmat Bahoewinangun (1963-1970), yang namanya diabadikan sebagai nama rumah sakit terbesar di Yogyakarta.

Prof. Fathul Wahid mengatakan banyak hal yang dapat dipelajari dari Prof. RHA. Kasmat Bahoewinangun. Salah satunya mendahulukan kepentingan yang lebih besar untuk masa depan UII.

“Berbagai hal yang dapat kita petik dari perjuangan Kasmat Bahoewinangun seperti kepentingan yang besar terkadang membutuhkan pengorbanan pada diri sendiri agar UII tetap berjalan dan terhindar dari konflik berkepanjangan, menghidupkan kembali ruh UII yang telah dinegerikan oleh negara, dan peduli dengan kualitas pendidikan di UII dengan mengupayakan akreditasi menjadi diakui menjadi lebih baik dari sebelumnya,” jelas Prof. Fathul.

Sebelum istirahat dari perjalanan tersebut, rombongan juga menyempatkan untuk berziarah ke makam di Kotagede. Rombongan Ull ziarah di makam Prof. RHA. Kasmat Bahoewinangun, Rektor Ull pada tahun 1960-1963.

Berikutnya ziarah mengunjungi makam Boharen, peristirahatan Prof. KH. A. Mudzakkir selain sebagai pendiri Ull (saat itu di Jakarta dikenal dengan STI), beliau juga merupakan Rektor Ull pertama selama dua periode yaitu pada tahun 1945-1948 (STI) dan 1948-1960. Rektor yang pernah menjabat selama 15 tahun ini juga dikenal sebagai salah satu aktor utama dalam perjuangan bangsa.

Kegiatan ziarah ini diakhiri dengan menaiki kurang lebih 500 anak tangga di Makam Raja-Raja Imogiri. Konon setiap orang yang menapaki tangga tangga tersebut akan mendapatkan jumlah yang berbeda-beda. Makam Imogiri merupakan kompleks makam Raja-Raja Mataram Islam beserta keturunannya, yaitu raja-raja yang bertahta di Keraton Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta.

Di kompleks makam raja-raja ini, rombongan UII mengunjungi makam H. GBPH Prabuningrat yang saat ini nama beliau dijadikan nama Gedung Kantor Rektorat UII. GBPH Prabuningrat disemayamkan berdekatan dengan makam Sri Sultan Hamengkubuwono IX. Makam Imogiri masih sangat kental dan sakral akan adat jawanya.

Memasuki makam Imogiri dan mengirimkan doa di depan pusara para leluhur diwajibkan menggunakan busana tradisional. Untuk dapat langsung masuk ke area makam Raja, pengunjung laki-laki diminta untuk berganti pakaian memakai busana surjan dengan jarik, sabuk, timang, samir, dan blangkon. Sedangkan perempuan diminta tetap di luar area makam raja dengan mengirimkan doa dari luar makam raja.

Loading