Tingkatkan Kompetensi Dosen, Peserta The Pilot Ihilead Erasmus+Ihilead Program Rancang Program Professional Lecturer Goes To Industry

 

Indonesia Higher Education Leader (iHiLead) merupakan program hibah internasional dari Erasmus+ Uni Eropa. Program iHiLead di Indonesia dikelola oleh tujuh kampus, yaitu Universitas Islam Indonesia, Universitas Padjadjaran, Universitas Ahmad Dahlan, Universitas Negeri Semarang, President University, Universitas Brawijaya, dan STIE Malangkucecwara. Tujuh kampus yang terhimpun dalam konsorsium nasional sejak awal 2021 telah merumuskan dan melaksanakan Pilot program iHiLead dengan bentuk pelatihan kepemimpinan bagi pimpinan di tujuh perguruan tinggi anggota konsorsium di Indonesia. Pelatihan ini diikuti oleh 14 orang peserta dan telah dilaksanakan di kampus-kampus, baik di dalam maupun luar negeri, seperti di University of Granada, Spanyol.

Peserta Piloting iHiLead dibagi menjadi empat kelompok, dan setiap kelompok diberi tugas untuk merencanakan dan melaksanakan sebuah project perubahan. Salah satu grup yang terdiri dari Dr. Desi Harneti Putri Huspa (Universitas Padjadjaran), dr. Rr. Sri Ratna Rahayu, M. Kes., Ph.D. (Universitas Negeri Semarang), Dr. Farid Setiawan, M.Pd.I. (Universitas Ahmad Dahlan) dan Pangesti Rahman, S.E. (Universitas Islam Indonesia) menggagas suatu program yang diberi tajuk Professional Lecturer Goes to Industry. Program ini digagas untuk menjawab permasalahan yang diangkat dari salah satu universitas anggota konsorsium. Permasalahan dianalisis berdasarkan fakta begitu banyak mahasiswa pasca magang di dunia industri belum dapat terserap secara maksimal. Fenomena ini terjadi pula pada banyak perguruan tinggi di Indonesia. Rendahnya daya serap lulusan program sarjana di industri, menjadi salah satu penyebab tingginya tingkat pengangguran di Indonesia hingga mencapai 6,97 % pada Februari 2021 (sumber : Biro Pusat Statistik). Tentu banyak faktor yang memicu kondisi tersebut, salah satunya adalah kompetensi dosen dalam melaksanakan proses pendidikan yang masih terdapat gap yang cukup besar dengan kebutuhan industri.

Program Professional Lecturer Goes to Industry ini merupakan pengembangan dari Program Dosen Magang di Industri dari Direktorat Sumber Daya Kemendikbud. Program ini didesain dalam bentuk pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi (Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian) di industri. Melalui program ini, dosen diberikan kesempatan melihat dan terlibat langsung pada dunia industri dan dunia kerja sehingga dapat berdampak pada proses pembelajaran di kelas. Selain itu, dosen juga dapat mengajukan program hibah penelitian dan pengabdian yang disediakan oleh kampus. Hibah tersebut harus berkolaborasi dengan mitra dari dunia industri atau dunia kerja. Semua itu dirancang untuk membangun link and match antara perguruan tinggi dengan dunia industri, tutur Desi sebagai Project Leader.

Desi dan tiga orang trainee anggota kelompoknya telah merancang buku panduan program Professional Lecturer Goes to Industry. Buku tersebut sedang diujicobakan di salah satu Perguruan Tinggi anggota konsorsium nasional. Uji coba ini, di satu sisi, dimaksudkan untuk memperoleh masukan-masukan yang konstruktif dari masyarakat akademik, sehingga buku panduan yang telah dirancang benar-benar dapat diterapkan dengan baik. Di sisi lain, ujicoba juga dimaksudkan untuk membangun ekosistem baru di lingkungan dosen agar menjalin relasi dengan dunia industri.

Dalam rangka menyempurnakan Buku Pedoman Program Professional Lecturer Goes to Industry, Desi dan kawan kawan menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) yang bertajuk Program Professional Lecturer Goes to Industry : MBKM Based – Lecturer Competency Development, dengan mengundang para koordinator iHiLead di setiap Perguruan Tinggi anggota konsorsium nasional, untuk menerima masukan dan pendapat. FGD dilaksanakan secara daring pada Hari Jum’at, 9 Desember 2022 yang lalu, dan dihadiri oleh Dr.Ing. Ir. Ilya Fadjar Maharika, M.A., IAI. (UII), Prof. apt. Melisa Intan Barliana, Ph.D. (Unpad), Dorojatun Prihandono, S.E., M.M., Ph.D. (UNNES) Afit Istiandaru, S.Pd., M.Pd. (UAD), Prof. Devanto Shasta Pratomo, S.E., M.Si., Ph.D. (UB), Andi Ina Yustina, M.Sc., CMA (President Univesity), Ir. Dwi Nita Aryami, M.M., Ph.D. (STIE Malangkucecwara).

“Buku pedoman sebaiknya dapat berfungsi sebagai pedoman bagi semua stakeholder yang terlibat, seperti industri, universitas, fakultas, program studi, dosen universitas, praktisi kolaborator, dan mahasiswa’, demikian saran dari Dr. Ilya Mahardika membuka sesi diskusi. Keuntungan bagi setiap stakeholder juga harus dimunculkan pada buku pedoman. Apa keuntungan bagi perguruan tinggi, industri, dosen, dan mahasiswa, demikian saran dari banyak peserta diskusi. Tentunya harus diperhitungkan pula anggaran yang diperlukan. Kebijakan pada level Perguruan Tinggi sangat diperlukan untuk menjamin keberjalanan dari program ini. Masih banyak lagi saran dan masukan menghangatkan suasana diskusi. Diskusi ditutup dengan penyampaian rencana tindak lanjut bagi penyelenggara untuk perbaikan buku panduan. Besar harapan dari para peserta diskusi agar perencanan program Professional Lecturer Goes to Industry dapat terus dimatangkan agar dapat dilaksanakan di perguruan tinggi di Indonesia.

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan