,

Dunia Hanya Sementara, Jangan Sampai Terlena

Dalam kesibukan dunia yang begitu padat, sering kali kita lupa satu hal penting: bahwa kehidupan di dunia ini tidak kekal. Kita berlari mengejar harta, jabatan, popularitas, dan kenikmatan yang dimana sifat dari semua itu hanyalah sesaat. Justru kita cenderung melupakan tujuan hakiki dari penciptaan kita. Padahal, Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengingatkan kita dalam Al-Qur’an:

“Dan tidaklah kehidupan dunia ini melainkan permainan dan senda gurau. Dan sesungguhnya kampung akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya, kalau mereka mengetahui.” (QS. Al-‘Ankabut: 64)

Ayat diatas selalu menjadi pengingat kita sebagai seorang muslim bahwa dunia ini bukan merupakan tempat yang bisa ditinggali oleh manusia selama-lamanya. Akhir dari kehidupan selalu memantau kita setiap detiknya. Dunia hanyalah tempat singgah sementara layaknya sebuah terminal yang menjadi tempat kita menunggu giliran kira melanjutkan perjalanan ke kampung akhirat yang sifatnya kekal. Dunia ibarat hanyalah menjadi ladang tempat kita menanam amal, dan hasilnya akan kita petik di akhirat kelak.

 

Setiap manusia yang hidup di dunia sejatinya adalah seorang musafir. Seorang yang sedang dalam perjalanan. Rasulullah ﷺ bersabda:

“Jadilah kamu di dunia seperti orang asing atau orang yang sedang lewat.” (HR. Bukhari)

Seperti yang bisa kita pahami bahwa tidak ada orang asing yang akan membangun istana di tempat yang hanya disinggahinya sebentar. Mereka tidak akan berlama-lama berada disuatu tempat yang dimana memang bukanlah disitu tujuan akhirnya. Cepat atau lambat kita akan segera meninggalkan tempat singgah kita sementara tersebut untuk kembali melanjutkan perlajalanan kita ke tujuan utama kita. Dari sini kita bisa memahami juga bahwa sejatinya kita tidak boleh terlalu sibuk membangun dunia yang diibaratkan sebagai tempat singgah sementara kita dan justru melupakan tujuan utama kita yakni akhirat. Karena sehebat apapun kehidupan kita di dunia, semuanya akan sirna ketika ajal datang menjemput. Tidak ada yang bisa kita lakukan kembali setelah kita meninggalkan semua hal yang fana ini.

                Sering kali kita menyia-nyiakan kesempatan/waktu yang Allah berikan kepada kita. Padahal jika kita mau berfikir, kesempatan/waktu adalah nikmat yang luar biasa besarnya bagi kehidupan kita selama ini. Tapi justru sering sekali kita mengabaikan serta menyia-nyiakannya dengan mudahnya. Kita selalu merasa bahwa masih ada nanti, hari esok, bulan depan, tahun depan, dll. Tanpa kita sadari bahwa waktu/kesempatan adalah sesuatu yang ghaib. Karena kita tidak tahu kapan kematian akan datang menghampiri kita. Allah berfirman dalam Al-Qur’an:

“Setiap yang bernyawa pasti akan merasakan mati.” (QS. Ali Imran: 185)

                Semua makhluk hidup, baik tumbuhan, hewan, manusia, bumi, langit, dll. Pasti akan mengalami akhir yang kita sebut dengan kematian. Kematian datang tanpa melihat bagaimana kondisi/keadaan kita. Ketika datang ya datang. Kematian datang sesuai dengan waktu yang telah Allah tetapkan kepada makhluknya. Ketika ajal telah datang, siapa yang bisa menundanya? Menunda untuk sesaat atau bahkan sedetik? Tentu jawabannya tidak ada. Tidak ada kompromi atau negosiasi. Time is over. Disaat itulah yang ada hanyalah penyesalan dan penyesalan. Bagi mereka yang telah melakukan banyak amal baik akan menyesal kenapa mereka tidak melakukan lebih banyak amal baik lagi. Bagi mereka yang tidak memiliki cukup amal, mereka tentu akan menyesal kemana saja mereka selama ini telah menyia-nyiakan kesempatan/waktu yang telah diberikan hanya untuk perbuatan-perbuatan yang tidak berguna.

“Ya Tuhan kami, kembalikanlah kami (ke dunia), niscaya kami akan mengerjakan amal yang saleh…” (QS. Al-Mu’minun: 99-100)

Telah Allah ceritakan bagaimana keadaan mereka yang sangat menyia-nyiakan waktu/kesempatan mereka ketika didunia. Mereka telah mengetahui bahwa semua apa yang telah mereka lakukan adalah sia-sia, mereka penuh dengan penyesalan. Meminta ampun dan memohon untuk dikembalikan kedunia, tapi tiada guna semua itu dihadapan Allah. Telah diberi kesempatan kepada setiap mereka. Tiap mereka membuka mata di pagi hari, tapi mereka terlena dengan kemewahan dan kesenangan dunia tanpa memikirkan betapa pentingnya akhirat sebagai tujuan akhir mereka sebagai manusia. Maka, sekaranglah saat terbaik untuk memperbanyak amal. Karena hanya amal saleh yang akan menjadi teman setia kita di alam kubur hingga ke akhirat.

Amal ibadah adalah investasi sejati seorang mukmin. Ia tidak hanya berbuah pahala, tetapi juga memberikan ketenangan hati dan kedekatan dengan Allah. Berikut beberapa bentuk amal yang bisa kita tingkatkan:

  1. Shalat Tepat Waktu

Shalat adalah tiang agama dan amalan pertama yang akan dihisab. Jangan remehkan lima waktu yang menjadi penghubung antara kita dan Sang Pencipta.

  1. Sedekah dan Infaq

Sedekah bukan sekadar memberi, tetapi juga pembersih harta dan pengundang keberkahan. Allah menjanjikan pahala yang berlipat ganda bagi orang yang bersedekah.

  1. Membaca dan Mengamalkan Al-Qur’an

Al-Qur’an bukan hanya untuk dibaca, tetapi juga untuk ditadabburi dan diamalkan. Jadikan Al-Qur’an sebagai petunjuk dalam setiap langkah kehidupan.

  1. Dzikir dan Doa

Ingatlah Allah dalam setiap kondisi. Lisan yang basah oleh dzikir akan membawa ketenangan jiwa dan menumbuhkan rasa syukur.

  1. Menuntut Ilmu

Ilmu adalah cahaya. Menuntut ilmu agama adalah bentuk ibadah yang akan membimbing kita dalam beramal dengan benar.

  1. Berakhlak Mulia

Rasulullah ﷺ diutus untuk menyempurnakan akhlak. Bersikap lembut, jujur, rendah hati, dan suka membantu adalah bagian dari ibadah yang sering diremehkan.

Merenung: Apakah Kita Siap?

Pertanyaan yang perlu kita ajukan kepada diri sendiri adalah: “Apakah kita sudah siap untuk kembali kepada Allah?” Jika hari ini adalah hari terakhir kita di dunia, apakah amal kita cukup? Apakah kita sudah memperbaiki hubungan kita dengan sesama dan dengan Allah?

Rasulullah ﷺ bersabda:

“Gunakan lima perkara sebelum lima perkara: hidupmu sebelum matimu, sehatmu sebelum sakitmu, luangmu sebelum sempitmu, mudamu sebelum tuamu, dan kayamu sebelum miskinmu.” (HR. Al-Hakim)

Waktu terus berjalan, dan kematian tidak menunggu kita sadar. Maka jangan tunda amal ibadah. Hari ini mungkin masih ada waktu. Tapi esok, tak ada yang bisa menjamin.

Kesimpulan: Dunia Bukan Tujuan Akhir

Dunia hanyalah perjalanan. Maka jangan tertipu oleh gemerlapnya. Fokuslah pada akhirat, karena di sanalah kehidupan yang kekal berada. Rasulullah ﷺ mengajarkan kita untuk senantiasa mempersiapkan bekal sebanyak mungkin sebelum berpulang.

Mari jadikan setiap hari sebagai kesempatan memperbanyak ibadah, memperbaiki diri, dan menjadi pribadi yang lebih dekat kepada Allah.

Semoga kita semua termasuk golongan orang-orang yang cerdas, yang memanfaatkan dunia untuk meraih kebahagiaan abadi di akhirat.

Berlomba-lombalah kalian dalam kebaikan.” (QS. Al-Baqarah: 148)

Wallahu a’lam bishawab.

 

Baca Artikel lain kami:

 

Ikuti kami di media sosial : Youtube Instagram

Loading