Makna hidup dalam Islam memiliki jawaban yang mendalam dan penuh hikmah, membantu setiap manusia memahami tujuan penciptaan serta menjalani kehidupan dengan lebih bermakna. Melalui video ini, kita akan mengeksplorasi makna hidup menurut Al-Qur’an dan Sunnah, serta bagaimana memahami tujuan penciptaan kita dapat membawa ketenangan hati.
Ingin mengetahui lebih banyak tentang panduan hidup Islami? Cek konten terbaru kami untuk artikel inspiratif lainnya dan jangan lewatkan konten terbaru kami di HRDUII!
https://hrd.uii.ac.id/wp-content/uploads/dynamic_avia/avia_video_thumbnails/youtube/s8uLYHE__Dk/s8uLYHE__Dk.jpg7201280HafiyyanFShttps://hrd.uii.ac.id/wp-content/uploads/2023/03/DSDM-1030x330.pngHafiyyanFS2024-11-22 09:47:492024-11-25 08:39:29Makna Hidup dalam Islam – Dakwah Universitas Islam Indonesia
Puasa Sunnah merupakan amal ibadah yang dianjurkan untuk dilakukan. Selain karena keutamaan pahala dan surga-Nya, ada juga keutamaan pada sisi kesehatannya. Puasa ini bukan sekadar menahan diri dari lapar dan dahaga, tetapi juga menjadi bentuk latihan diri untuk disiplin, sabar, dan meningkatkan kepekaan sosial terhadap sesama. Puasa sunnah menjadi ibadah tambahan yang dapat membantu mencapai keseimbangan fisik dan mental, serta memperkuat hubungan dengan Sang Pencipta. Dua puasa sunnah yang dianjurkan adalah puasa Senin-Kamis dan ayyamul bidh.
Keutamaan Puasa Ayyamul Bidh
Puasa ayyamul bidh merupakan puasa yang dilaksanakan pada hari-hari pertengahan bulan Hijriah, yaitu tanggal 13, 14, dan 15. Dalil yang lebih kuat menyebutkan pelaksanaan puasa ayyamul bidh sebagai berikut:
Dari Abu Dzar, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda padanya:
يَا أَبَا ذَرٍّ إِذَا صُمْتَ مِنَ الشَّهْرِ ثَلاَثَةَ أَيَّامٍ فَصُمْ ثَلاَثَ عَشْرَةَ وَأَرْبَعَ عَشْرَةَ وَخَمْسَ عَشْرَةَ
“Jika engkau ingin berpuasa tiga hari setiap bulannya, maka berpuasalah pada tanggal 13, 14, dan 15 (dari bulan Hijriyah).” [1]
Dari Ibnu Milhan Al Qoisiy, dari ayahnya, ia berkata:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَأْمُرُنَا أَنْ نَصُومَ الْبِيضَ ثَلاَثَ عَشْرَةَ وَأَرْبَعَ عَشْرَةَ وَخَمْسَ عَشْرَةَ . وَقَالَ هُنَّ كَهَيْئَةِ الدَّهْرِ
“Rasulullah ﷺ biasa memerintahkan kami untuk berpuasa pada ayyamul bidh, yaitu tanggal 13, 14, dan 15 (dari bulan Hijriyah).” Beliau bersabda, “Puasa ayyamul bidh itu seperti puasa setahun.” [2]
Dalil Puasa Tiga Hari
Namun, ada juga dalil yang menguatkan puasa tiga hari dalam sebulan tanpa terbatas di pertengahan bulan. Salah satu hadits yang membicarakan hal ini adalah:
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata:
أَوْصَانِى خَلِيلِى بِثَلاَثٍ لاَ أَدَعُهُنَّ حَتَّى أَمُوتَ صَوْمِ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ ، وَصَلاَةِ الضُّحَى ، وَنَوْمٍ عَلَى وِتْرٍ
“Kekasihku (Rasulullah ﷺ) mewasiatkan padaku tiga nasehat yang aku tidak meninggalkannya hingga aku mati: 1- berpuasa tiga hari setiap bulannya, 2- mengerjakan shalat Dhuha, 3- mengerjakan shalat witir sebelum tidur.” [3]
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ash radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Puasa pada tiga hari setiap bulannya adalah seperti puasa sepanjang tahun.” [4]
Dari Mu’adzah Al-‘Adawiyyah, ia pernah bertanya kepada Aisyah, istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:
أَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَصُومُ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ ثَلاَثَةَ أَيَّامٍ قَالَتْ نَعَمْ. فَقُلْتُ لَهَا مِنْ أَىِّ أَيَّامِ الشَّهْرِ كَانَ يَصُومُ قَالَتْ لَمْ يَكُنْ يُبَالِى مِنْ أَىِّ أَيَّامِ الشَّهْرِ يَصُومُ
“Apakah Rasulullah ﷺ biasa melaksanakan puasa tiga hari setiap bulannya?” Aisyah menjawab, “Iya.” Ia pun bertanya, “Pada hari apa beliau berpuasa?” Aisyah menjawab, “Beliau tidak memperhatikan pada hari apa beliau berpuasa dalam sebulan”[5].
Hadits-hadits ini menunjukkan bahwa puasa pada ayyamul bidh lebih utama jika ada kemudahan untuk mengerjakannya. Namun, jika sulit, cukup berpuasa tiga hari pada hari mana saja yang disuka.
Manfaat Puasa Sunnah bagi Kesehatan
Puasa sunnah memiliki banyak manfaat, tidak hanya dalam aspek spiritual tetapi juga untuk kesehatan. Selain itu, puasa memberikan jeda bagi sistem pencernaan, memungkinkan tubuh memperbaiki sel-sel dan mengeluarkan racun. Proses detoksifikasi alami ini mirip dengan efek olahraga, yang meningkatkan sirkulasi darah dan memperbaiki metabolisme.
Rasulullah ﷺ bersabda: “Perut itu tempat bermula penyakit dan berpuasa adalah obatnya.” [6]. Hadits ini mengingatkan pentingnya menjaga kesehatan melalui pengaturan makan. Dengan demikian, puasa memiliki efek penyembuhan yang membantu menjaga keseimbangan kesehatan tubuh.
Efek Mental dan Emosional Puasa
Selain manfaat fisik, puasa juga mendatangkan keseimbangan mental dan emosional. Mirip dengan efek olahraga yang merangsang hormon endorfin, puasa melatih disiplin, kesabaran, dan pengendalian diri. Sebagai hasilnya, puasa mendukung ketenangan dan kesejahteraan batin. Dalam Al-Quran, Allah SWT berfirman:
وَأَن تَصُومُوا۟ خَيْرٌ لَّكُمْ ۖ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ
“Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” [7]
Penutup
Puasa sunnah adalah alat kesehatan yang sejalan dengan prinsip olahraga. Oleh karena itu, dengan menggabungkan puasa sebagai ibadah dan olahraga sebagai kebiasaan fisik, seseorang dapat meraih kesehatan tubuh, ketenangan pikiran, dan kedekatan spiritual secara optimal.
Sumber
[1] HR. Tirmidzi no. 761 dan An Nasa’i no. 2425. Abu ‘Isa Tirmidzi mengatakan bahwa haditsnya hasan. (1)
[2] HR. Abu Daud no. 2449 dan An Nasa’i no. 2434. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih. (1)
[3] HR. Bukhari no. 1178 (2)
[4] HR. Bukhari no. 1979 (2)
[5] HR. Muslim, no. 1160
[6] HR. Ibnu Majah
[7] QS. Al-Baqarah: 184 (3)
https://hrd.uii.ac.id/wp-content/uploads/2024/11/Puasa-Sunnah-Latihan-Spiritual-dengan-Efek-Menakjubkan-bagi-Kesehatan.svg00HafiyyanFShttps://hrd.uii.ac.id/wp-content/uploads/2023/03/DSDM-1030x330.pngHafiyyanFS2024-11-14 13:53:492024-11-14 13:53:49Puasa Sunnah: Dampak bagi Kesehatan melalui Olahraga