Istilah work-life balance semakin relevan di era modern ini. Banyak individu mengalami tekanan kerja yang tinggi, sehingga sulit membagi waktu antara karier, keluarga, dan spiritualitas. Dalam Islam, keseimbangan antara dunia dan akhirat menjadi prinsip utama dalam menjalani kehidupan. Work-Life Balance mengajarkan kita untuk tidak hanya fokus pada karier dan duniawi, tetapi juga menjaga hubungan dengan Allah dan keluarga agar hidup tetap seimbang.

Tren media sosial seperti #kaburajadulu mencerminkan realitas sulitnya memperoleh pekerjaan layak. Banyak generasi muda dan pekerja terdampak lay-off. Oleh karena itu, kita perlu bersyukur terhadap pekerjaan dan bertanggungjawab penuh. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman:

Dan katakanlah, “Bekerjalah kamu, maka Allah akan melihat pekerjaanmu, begitu juga Rasul-Nya dan orang-orang mukmin, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. At-Taubah: 105)

Pekerjaan sebagai Ibadah

Islam mengajarkan bahwa pekerjaan dapat bernilai ibadah jika berlandaskan pada niat yang benar. Bekerja tidak hanya demi gaji atau status sosial, tetapi juga untuk mencari ridha Allah Swt. Dimana terdapat hadits berbunyi:

“Sesungguhnya segala amal tergantung pada niatnya.” (HR. Bukhari & Muslim)

Dengan meluruskan niat, pekerjaan yang dilakukan akan mendatangkan keberkahan dan pahala. Seorang muslim juga dianjurkan untuk bekerja dengan profesionalisme, jujur, disiplin, dan bertanggung jawab, sebagaimana dalam hadits:

“Sesungguhnya Allah mencintai seseorang yang apabila bekerja, dia menyempurnakannya.” (HR. Thabrani)

Menjaga Keseimbangan Spiritual dan Pekerjaan

Selain bekerja dengan baik, tidak boleh abai pada aspek spiritual. Allah memberikan waktu yang sama kepada setiap hamba-Nya, sehingga perlu mengalokasikan waktu untuk beribadah dan memperdalam ilmu agama. Merutinkan diri untuk bisa mengikuti kajian baik daring maupun luring, dapat menjadi moment diri kita menepi sejenak dari hiruk pikuk dunia. Umat Islam bisa semakin mudah memperdalam ilmu agama (dengan tetap bersumber pada Al Qur’an dan Hadist), selain itu mengikuti kelas seperti belajar tahsin dan bahasa arab bisa menjadi alternatif aktivitas yang bermanfaat untuk menambah wawasan dalam beragama.

Kemudian, salah satu bentuk menjaga keseimbangan spiritual sehari-hari adalah melaksanakan sholat tepat waktu. Walaupun pekerjaan terasa tanggung untuk ditinggalkan, kita harus tetap memprioritaskan sholat sebagaimana firman Allah:

“Sesungguhnya sholat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.” (QS. An-Nisa: 103)

 

Hak Tubuh untuk Istirahat

Selain bekerja dan beribadah, Islam juga mengajarkan pentingnya menjaga kesehatan fisik dan mental. Beristirahat, berlibur, serta meluangkan waktu bersama keluarga adalah bagian dari keseimbangan hidup. Dalam hadits disebutkan:

“Sesungguhnya tubuhmu memiliki hak atasmu.” (HR. Bukhari & Muslim)

Relaksasi membantu menjaga produktivitas dan kebahagiaan, sehingga dapat menjalankan tugas dan ibadah dengan lebih optimal.

Kesimpulan

Islam mengajarkan keseimbangan antara dunia dan akhirat. Bekerja keras itu penting, tetapi tidak boleh melupakan kewajiban kepada Allah dan diri sendiri. Dengan bersyukur atas pekerjaan, bekerja profesional, mengalokasikan waktu untuk ibadah dan keluarga, serta menjaga kesehatan, kita dapat mencapai work-life balance yang diridhai Allah Swt.

Semoga kita semua dapat menjalani kehidupan yang seimbang, berkah, dan harmonis antara pekerjaan dan ibadah. Aamiin.

 

Baca Artikel lain kami:

 

Ikuti kami di media sosial : Youtube Instagram

Loading